Senin, 30 April 2012

Sketsa Kehidupan

Kita hidup dan merasakan diri kita hidup dengan indera kita, merasakan tubuh kita, pikiran kita. Padahal dahulu kita tidak merasakannya, atau mungkin kita lupa? Sejak kapan kita merasakan atau menyadari bahwa kita hidup dan dahulu kita tidak hidup?
Setiap manusia baik laki-laki atau perempuan ketika dilahirkan dalam keadaan normal akan menangis dengan keras, apakah itu menandakan bahwa kehidupan yang akan dilaluinya penuh dengan penderitaan, kesusahan atau ujian sehingga dia harus menangis dengan keras ketika lahir ke dunia.
Apakah seseorang memilih akan dilahirkan oleh siapa, dimana, kapan, dan bagaimana? Suatu hari tiba-tiba saja dia merasakan bahwa dia hidup seperti apa. Seseorang bisa saja lahir di lingkungan keluarga yang baik, sejahtera, atau kaya raya, beradab baik atau berpendidikan tinggi, di negara yang damai makmur atau kaya dan maju, namun bisa juga seseorang lahir dalam situasi yang susah, miskin, konflik dan lain sebagainya.
Akan tetapi ada hal yang sama pada saat setiap orang dilahirkan yaitu bahwa dia dalam keadaan lemah, tidak mampu berbuat banyak dan tidak mengetahui macam-macam, dia membutuhkan bantuan untuk hidup. Pada umumnya kedua orang tuanya lah yang membantunya untuk hidup, memenuhi kebutuhannya, mendidiknya hingga ia bisa mandiri. Betapa besar jasa keduanya yang dilandasi dengan cinta yang besar.
Beberapa tahun tumbuh dalam asuhan keluarga dengan cinta yang tulus, seseorang mulai merasakan kehidupan, belajar dari lingkungannya dan berkembang sesuai arus yang membawanya. Banyak orang merasakan kesenangan dalam masa kecilnya, bermain, bercanda, bersuka-ria, tidak memikirkan terlalu banyak hal yang rumit. Mungkin terkadang ia ingin cepat dewasa karena beberapa hal namun ketika telah dewasa terkadang ia ingin kembali ke masa kecilnya.
Memasuki masa remaja pada umumnya seseorang merasakan dan mengenal lebih banyak hal. Dia mungkin mulai lebih memperhatikan dirinya dan orang lain, merasakan kehidupan sosial, mulai merasa tertarik pada lawan jenisnya, lebih kuat dalam pertemanan, persahabatan, dan kelompok, atau hal-hal lain. Pada masa ini mungkin seseorang dapat mudah terbawa arus sosial dari pergaulan lingkungan kehidupannya misalnya. Dengan semangat tinggi dia dapat melakukan berbagai macam hal namun terkadang dia tak menyadari kurangnya pengetahuan dan pengalamannya sehingga sering terburu-buru dan tidak berpikir panjang. Namun bimbingan dan pendidikan yang baik tentu dapat mengatasi hal ini.
Ketika manusia memasuki masa dimana ia harus bisa hidup mandiri, mungkin kehidupanya menjadi lebih rumit. Dia bisa memikirkan kehidupannya, bagaimana dia mencukupi kebutuhannya, dan kebutuhan untuk hidup berkeluarga. Mungkin mempunyai anak menjadikan dia memikirkan kehidupan anaknya dan masa depannya kemudian berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Kita dapat melihat kehidupan seseorang setelah tua, ada yang hidup bersama keluarganya ada pula yang sendiri. Seseorang yang telah tua mungkin beristirahat dari pekerjaanya dan menggunakan hasil pekerjaanya dahulu untuk memenuhi kehidupannya. Ada juga yang tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Atau ada juga yang kebutuhannya ditanggung oleh anak atau keluarganya. Ada juga yang tinggal di panti jompo bersama teman-teman seusianya lalu sesekali keluarganya menjenguknya. Lalu suatu hari, mau tidak mau kematian akan datang menjemputnya.
Itu mungkin gambaran kehidupan sederhana seorang manusia yang sampai usia tuanya, walaupun banyak juga anak-anak atau pemuda yang mati, mereka tidak hidup sampai lanjut usia. Tentu kehidupan bisa lebih rumit, baik masalah-masalah pribadi, keluarga atau sosial bisa hadir dalam setiap masa kehidupan itu.
Di samping itu, setiap manusia mempunyai urusan masing-masing sesuai bidang kehidupan tertentu dan itu pun bisa berubah-ubah dari awal sampai akhir hidupnya. Misalnya urusan sesuai bidang pekerjaan atau bisnisnya masing-masing, urusan bidang agama, keyakinan, atau kelompok-kelompoknya, urusan bidang sosial, kemanusiaan, kenegaraan / kebangsaan / politik, urusan bidang ilmu pengetahuan, lingkungan hidup, urusan bidang seni / budaya / olah-raga, atau sekedar urusan hobi / kesukaan masing-masing, dll.
Apa rasa kehidupan? setiap orang mungkin pernah merasakan suka, duka, senang, sedih, gembira, susah, bahagia, menderita, tawa, tangis, ceria, nestapa, haru, bosan, malas, cinta, semangat, rindu, sepi, takut, khawatir, marah, patah hati, kecewa, malu, putus asa, pesimis, optimis, penuh harap. Ataukah ada yang hidupnya selalu sedih, atau selalu senang? Apakah setiap manusia ingin hidup bahagia? Lalu bagaimanakah hidup yang bahagia itu? Apakah nikmat yang tertinggi di dunia?
Apakah tujuan kehidupan manusia di dunia itu? Apakah harta yang banyak sehingga dapat melakukan berbagai hal yang diinginkan? Atau kekuasaan yang tinggi, kekuatan dan keberanian? Mengabdi kepada bangsa dan negara? Atau hidup damai sejahtera terpenuhi segala kebutuhannya sampai tua? Atau popularitas, terkenal dan disanjung-sanjung oleh manusia karena kebaikannya yang sangat banyak semasa hidupnya? Mempunyai keluarga dan teman-teman yang baik terhadap dirinya? Atau mempunyai pengikut yang banyak, kuat dan setia? Atau hidup normal, baik dan bermanfaat bagi yang lain?
ppl dsrt 4
Mendapatkan cinta dari orang yang dicintainya? Atau mendapatkan kebenaran dan ilmu pengetahuan yang kokoh? Melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya agar kehidupan berikutnya menjadi lebih baik? Atau untuk beribadah / mengabdi kepada Tuhan semesta alam? Atau tujuan yang lain? Manakah yang benar dan menghasilkan kebahagiaan bagi yang memilikinya? Setiap tujuan tentu memiliki konsekuensi masing-masing, jalan-jalan untuk mencapainya, dan halangan, rintangan, hambatan, serta cobaan yang siap menghadang.
Setiap orang tentu menginginkan kebaikan, minimal untuk dirinya sendiri dan tentu ingin memiliki sifat baik. Coba, apakah seseorang senang jika disebut sebagai orang baik atau memiliki sifat-sifat yang baik, apakah dia senang jika disebut sebagai orang jahat atau memiliki sifat-sifat yang buruk?
Mungkin berikut adalah beberapa sifat baik yang kita berusaha atau ingin memilikinya: Baik hati, rendah hati, lemah lembut, santun, sopan, tenang, bijaksana, tutur katanya baik, tidak pamer, rajin, tekun, ulet, semangat, percaya diri, pintar, pandai, cerdik, mahir, kuat, tegas, berani, optimis, lapang dada, sabar, waspada, mawas diri, tegar, teguh, tabah, pemaaf, penyayang, suka menolong, dermawan, pengertian, perhatian, peduli, jujur, adil, setia, terpercaya, giat bekerja, pekerja keras, jeli, teliti, taat, patuh, tertib, disiplin, mau belajar dan memperbaiki diri, dan lain sebagainya. Mungkin dengan sifat-sifat itu kita akan mendapatkan kebahagiaan, tujuan hidup yang benar, dan kebaikan kehidupan.
Bagaimanapun kehidupan adalah anugerah yang sedang kita jalani, kita mungkin telah banyak merasakan banyak hal dalam kehidupan dan itu dapat menjadi pelajaran berharga, namun mungkin juga masih banyak hal penting dalam kehidupan yang perlu kita pelajari jika kita menginginkan kehidupan yang lebih baik.
Sumber : http://danangwirawan.wordpress.com/kehidupan/sketsa-kehidupan/

Hakikat Kehidupan Muslim

masjidil haram Seorang muslim tentunya telah mengetahui bahwa hidupnya adalah ujian. Ujian dari Allah ta’ala agar beribadah dan taat kepada-Nya. Bersama ujian tersebut, Allah ‘azza wa jalla senantiasa memberikan ni’mat yang sangat banyak kepadanya.
Ni’mat yang banyak itu ada yang diketahui dan atau disadari dan ada yang tidak. Ni’mat terbesar di dunia adalah ni’mat mengenal Allah ta’ala, dan dekat dengan-Nya. Seorang yang telah mengenal Allah dan dekat dengan-Nya akan merasakan ketenteraman dan kebahagiaan, bagaimanapun keadaan dunia yang menimpanya.
Orang yang belum memahami tentu menganggap bahwa kebahagiaan yang dituju di dunia adalah lengkapnya fasilitas duniawi yang dapat ia nikmati. Tentu berbagai fasilitas dan perhiasan duniawi memang dapat membuat hidup jadi lebih mudah dan menyenangkan, akan tetapi dapatkah dia benar-benar meraihnya, atau dapatkah semua orang meraihnya?
Banyak orang berusaha mencapainya, jatuh bangun terus mengejar dunia, banyak orang sampai mati pun tidak mampu mencapainya, banyak juga yang mencapainya namun tidak dapat meni’matinya. Banyak orang bertarung dan saling menjatuhkan, menghalanginya, iri, hasad, menginginkan kehancurannya dan merebut dari nya. Banyak orang stres, gila bahkan bunuh diri karenanya.
Adapun ni’mat mengenal Allah, maka siapapun dapat mencapainya jika berniat dengan ikhlash dan berjuang dengan sungguh-sungguh. Dan jika dia telah mendapatkannya, maka tidak ada yang dapat merebut darinya.
Bagaimana cara mendapatkan ni’mat tersebut ? Manusia memiliki fitrah / naluri alami yang mengantarkan pada keinginan mengenal Tuhannya, tetapi manusia membutuhkan petunjuk dari Allah ta’ala agar dapat mengenal-Nya dengan benar. Maka Allah memberikan pesan-Nya kepada manusia melalui Rosul-Nya.
Seseorang haruslah berusaha keras untuk mendapatkan petunjuk itu, yaitu dengan cara belajar / menuntut ilmu agar dapat memperoleh pesan-pesan yang telah disampaikan oleh Rosul berupa Al-Quran dan As-Sunnah. Ia juga harus memahaminya dengan pemahaman yang benar.
Maka jika seseorang telah melakukannya dengan benar, ia akan memperoleh ni’mat itu. Tentu ia tidak akan memperolehnya sekaligus tetapi secara bertahap sesuai kualitas keikhlasan dan usahanya juga tergantung Kehendak Allah berdasarkan Hikmah-Nya.
Bila seseorang telah mendapatkan ni’mat tertinggi di dunia tersebut dan terus berusaha menjaga dan menyempurnakannya maka ia akan mendapatkan ni’mat yang tertinggi di akhirat yaitu ketika ia bertemu dan melihat Allah di surga-Nya dengan Ridho dan Rahmat Allah.
Maka hidup di dunia adalah perjalanan menuju pertemuan dengan Allah di akhirat. Dan Allah ta’ala memberikan petunjuk di dunia agar manusia dapat mengenal-Nya, dekat dengan-Nya dan tidak tersesat. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang ditolong oleh Allah sehingga selamat sampai tujuan.
Sumber : http://danangwirawan.wordpress.com/kehidupan/hidup-muslim/

PUISI


TERULANG

Ketika cinta terasa sangat menyakitkan
Hati tak kuasa menahan luka
Mata tak kuasa menahan tangis
Raga tak kuasa menahan perih....
Namun yang dibutuhkan hanya secercah harapan 
Harapan akan kisah cinta yang baru
Harapan akan hadirnya sebuah kebahagian
Kebahagiaan yang mampu memberikan sinar kehidupan
Kehidupan yang di impikan semua insaan yang di landa kasmaran...
Walaupun mungkin nanti cerita yang sama akan TERULANG.

By : Sari Faristia
PUISI

LUKA

Aku tau kini kau telah bahagia
Aku pun mengerti senyum mu telah mengembang bagai bunga
Membuat semua yang melihat mu bahagia
Indah memang ...
Namum menyentuh mu hanya akan membuat ku terluka
Terluka...
Terluka semakin dalam hingga tak ada yang bisa mengobatinya.
Mengapa keindahan mu hanya membawa luka
Luka yang sulit untuk mencari obatnya
Akankah cinta yang ada segera layu bagai bunga yang hanya tumbuh pada musimnya...

By : Sari Faristia

PUISI CINTA

IKHLAS

Cinta ku pada mu tulus adanya,
Cinta ku pada mu tak mengenal kata dusta,
Cinta ku pada mu tulus iklas tanpa kau pinta.
         Namun mengapa kau mendua,
         Membuat hati ini terluka,
         Membuat sesak dada ini terasa,
Kau yang lebih memilih dia,
Dia yang kau tak ketahui akan kadar cintanya,
Ku sersahkan semua keputusan ini pada cintamu,
Walau sakit hati ini terasa,
 Namun ku coba tuk menahan segala derita,
     Kau yang hanya meninggalkan sebercik cinta,
     Cinta yang mampu mengiris hati hingga terluka,
     Dan mencabik-cabiknya hingga tak bersisa,
Namun tulus ikhlas ku terima,
Karna ku ingin kau bahagia,
Walau bahagia mu bersamanya.

By : Sari Faristia
SALAHKAH BILA AKU MENCINTAMU
Oleh: Binti Melania

Malam itu Rio masih belum terlelap ia masih sibuk mempersipkan surat untuk Dinda besok.

“apapun yang terjadi besok, aku akan terima,, aku ingin ungkapin ini semua, mungkin ini satu-satunya cara agar Dinda mengerti perasaan aku,” gumam Rio dalam hati.


Cerpen Cinta
Dentang jam menunjukkan pukul 24.00, mata Rio belum juga terpejam, ia masih memikirkan apa yang akan terjadi esok hari. Rio mencoba untuk tidur tapi kejadian esok menghantui dirinya hingga pukul 04.00 Rio belum tertidur.

Pagi sudah datang, ayam jago milik tetangga Rio berkokok dengan lantang membangunkan Rio yang baru saja terpejam. Dengan rasa malas, Rio beranjak dari ranjangnya dan bersiap berangkat sekolah.
Sesampai di sekolah, Rio berpapasan dengan Dinda dan genknya di lorong sekolah.
 
“ha…hai Dinda??’’ sapa Rio gugup, Dinda hanya menjawab dengan seutas senyum manis di bibirnya dan berlalu bersama teman-temannya.

“Dinda, apakah aku salah telah menyukai dirimu,, kau adalah gadis paling popular di sekolah ini, sementara aku….” Belum sempat menyelesaikan perkataannya dalam hati, tiba-tiba Sonia datang menepuk pundak Rio.

“hayoo,, liatin sapa tuu sampe nggak kedip dari tadi,, pasti liatin Dinda yaa,” geretak Sonia meledek Rio. Rio hanya tersipu malu mendengar perkataan Sonia, wajahnya memerah dan tangannya berkeringat dingin.

“sudahlah Rio, lupakan saja gadis itu, toh dia juga sudah punya pacar kan???” Sonia mencoba mengingatkan Rio.

“pacar??” Rio terkejut, karena setahu Rio, Dinda masih jomlo setelah putus dengan Edwin.

“kau tak tau, seminggu lalu tepatnya mereka jadian,, pasti kau tak membaca majalah hari ini kan, ini coba saja baca, Dinda berpacaran dengan Niko kakak kelas kita yang menjadi kapten club basket,” kata Sonia sembari menunjuk majalah yang di pegangnya.

“makasih, aku juga telah memikirkan ini berulang-ulang kok’’ jawab rio kecewa, seraya beranjak meninggalkan Sonia. Rio pun berjalan menuju kelasnya, sesampainya di kelas, ia hanya terdiam melamun di bangkunya. Tiba-tiba suara seorang gadis membuyarkan lamunannya, gadis itu adalah Dinda.

‘”permisi semua, ‘’ semua wajah tertuju pada arah suara itu.

“rionya ada kan??’’ lanjut Dinda. Seraya rio langsung berdiri dari bangkunya. (deg-deg-deg) degupan jantung rio menjadi lebih cepat, ia begitu gugup.

“hai rio,, ini ada tugas dari p.hardi untuk kelas mu(Dinda memberikan selembar kertas berisi tugas kepada rio).. hei, kenapa wajahmu pucat sekali, apa kau sakit (Dinda memegang dahi rio)’’

Rio sangat gugup, tubuhnya berkeringat, ia tak mampu berkata apa-apa, ia hanya bisa menatap mata Dinda.

“ya sudahlah, kalo kamu nggak mau jawab, aku balik ke kelas dulu ya..??”

“di… dinda ,??"

“ya, ada apa??’’

“apa nanti jam istirahat kau bisa menemuiku di taman belakang??” pinta rio pada dinda.

“tentu,, aku bisa kok’’ jawab dinda enteng.

(huuufft) rio mencoba menghela nafas, ia mencoba menenangkan hatinya.
Bel istirahat pun berbunyi, rio bergegas keluar kelas menuju taman belakang, sesampai di sana, rio harus menunggu dinda hingga 15 menit lebih.

“kenapa dinda belum datang, apa ia lupa??” gumam rio lirih, tak berapa lama dinda pun datang. Ia menghampiri rio yang sedari tadi duduk di bangku taman.

“dinda??” rio serentak berdiri dari bangku itu.

“iya, maaf ya aku terlambat tadi aku masih….” Belum menyelesaikan perkataannya, rio sudah memotong kata-kata dinda.

“aku ingin memberikan ini” potong rio seraya memberikan sehelai surat untuk dinda.

“apa isi surat ini rio,??” Tanya dinda,

“baca saja” jawab rio menahan semua kegelisahannya. Namun, bukannya dibaca tapi dinda malah membuang surat itu.

“untuk apa aku baca surat ini, sementara penulisnya ada di hadapanku, langsung saja kau katakan rio??” paksa dinda pada rio. Rio tak memikirkan hal ini sebelumnya, saat dinda berkata seperti itu, tubuh rio serasa tersentak. Dia yang awalnya tenang-tenang saja, kini menjadi sangat gugup. Bibirnya sulit tuk berucap, ia hanya tertunduk dan terdiam beberapa saat.
 
“aku,, aku ingin bicara sesuatu pada mu din” rio mulai berkata dengan menahan semua rasa gugupnya.

“katakan saja, aku akan mendengarkannya” jawab dinda seraya tersenyum manis.

“dinda, sebenernya sejak pertama kita ketemu aku udah menyimpan perasaan ke kamu, tapi aku nggak berani ungkapinnya, aku tau aku nggak pantas untuk kamu, aku hanya anak biasa sedangkan kamu adalah gadis paling diidolakan di sekolah ini, aku juga udah pikirin ini mateng-mateng, aku nggak bisa terus memendam perasaanku din, aku sayang sama kamu, aku selalu mencoba jadi yang lebih baik agar kau selalu menatapku dan tersenyum padaku, hingga sekarang aku jadi seperti ini itu karena kamu” ungkap rio.

“rio, kau juga pasti tau kan,, aku sekarang telah punya pacar, terimakasih kau sudah mau menyayangi aku, tapi sungguh aku minta maaf aku nggak bisa balas semua itu” jawab dinda dengan lembut seraya mengangkat dagu rio yang sejak tadi tertunduk.

“aku minta maaf, aku sudah salah, aku memang tak pantas mencintai kamu” kata rio seraya meninggalkan dinda. Dinda merasa bersalah pada rio, dia mencoba memanggil rio tapi, rio tak menghiraukannya.

Dinda pun berjalan perlahan ke kelasnya, tapi kerumunan siswi menghentikan langkahnya. Para siswi itu membicarakannya, mereka berbisik-bisik satu sama lain, tapi dinda hanya melirik sebentar dan melanjutkan langkahnya. Ketika ia melewati kelas XI- IPA dia melihat rio yang sedang tertunduk di bangkunya. Dinda ingin masuk tapi guru sudah datang, ia pun bergegas masuk kelasnya yang berjarak 2 kelas dari kelas rio.

Bel tanda berakhirnya pelajaran hari ini pun berbunyi, lautan putih abu pun bergegas keluar kelas namun mereka tak langsung pulang karena hari itu hujan deras, mereka pun harus menunggu hingga hujan reda meski beberapa anak nekat untuk pulang. Dinda dan rio keluar kelas masing-masing secara bersamaan. Dinda menghampiri teman-temannya di depan kelas. Tiba-tiba niko menghampiri dinda bersamaan dengan rio. Mereka berdua membukakan payung dan ingin mengantarkan dinda pulang. Tentu saja dinda lebih memilih diantar oleh niko kekasihnya. Dari kejauhan dinda masih melihat rio yang terlihat sangat sedih.

“rio, maafin aku ya,, aku nggak bermaksud nyakitin kamu, semoga kamu bisa ngerti” kata dinda dlam hati kecilnya. Niko membukakan pintu mobil untuk dinda, dan niko pun bergegas masuk mobil. Dari kaca mobil dinda melihat rio yang nekat hujan-hujan, rio membuang payungnya dan berjalan dengan penuh penyesalan. Dinda hanya bisa melihat rio dari mobil, tanpa terasa, dinda meneteskan air matanya untuk rio.

Keesokan harinya rio sakit dan tak bisa bersekolah. Dinda tak mengetahui hal itu. Hingga 5 hari pun berlalu, rio masih terbaring lemah di tempat tidurnya. Dinda yang baru mendengar hal tersebut merasa cemas, pulang sekolah ia pun langsung bergegas menuju rumah rio.

Di sana dinda melihat rio dengan wajah pucat pasi dan terbaring sangat lemah.

“semakin hari, keadaan rio semakin memburuk nak, rio tak mau makan bahkan minum obat saja tak mau, ibu bingung harus bagaimana membujuk rio.” Kata ibu rio.

“tante, apakah siang ini rio sudah makan??” Tanya dinda.

“belum nak, ibu sudah memaksanya tapi dia tak mau membuka mulutnya” jawab ibu rio.

“biar saya yang membujuknya” serentak dinda mengatakan itu tanpa piker panjang.

“rio, kenapa kau menyiksa dirimu seperti ini,??” Tanya dinda seraya memegang tangan rio lembut.

“untuk apa kau kemari din, aku tak pantas untuk kau jenguk, aku sudah tak ada gunanya din, sudahlah cepatlah pulang,” pinta rio serentak melepaskan tangan dinda. Tak berapa lama ibu rio datang membawakan sepiring nasi untuk rio. Dinda langsung berdiri dan mengambil piring itu. Dinda mencoba membujuk rio untuk makan namun rio malah membanting piring berisi nasi itu.

“riio, kau kenapa, kenapa kau seperti ini padaku??’’ Tanya dinda dengan mata berkaca-kaca.

“aku nggak ingin melihat kamu lagi, pergilah dari rumah ini, dan jangan menginjakkan kakimu di sini lagi.’’ Rio membentak dinda.

“jadi kau mengusirku, apa seperti ini rio yang aku kenal, kenapa kau berubah begitu cepat, kalau kau membenciku, bukan seperti ini caranya. Bukan dengan menyakiti dirimu sendiri, kau yang selalu menyemangatiku kenapa sekarang kau kehilangan semangat, kau bukanlah rio yang dulu.” Kata dinda seraya melangkahkan kaki meninggalkan rio yang masih terdiam.

Rio hanya terdiam di atas tempat tidurnya. Keesokan harinya rio memaksakan diri untuk bersekolah, dengan tubuh tertatih-tatih rio berjalan menuju lorong sekolah. Sesampai di kelas, rio di sambut hangat oleh teman-temannya.

“hei rio, kau masih hidup ternyata hahaha,,,!!!” ledek andy teman sebangku rio. Rio hanya tersenyum tipis mendengar ledekan teman-temannya.

“tentu saja rio masih hidup, ia kan masih ingin bertemu wanita pujaannya, makanya hari ini dia bersekolah” sahut ricky,

“hoho,, siapa gadis itu,, setauku rio tak pernah dekat dengan gadis lain selain Sonia” andy terheran.

“rio, apakah kau tak mau menjawabnya sendiri??” seru ricky meledek temannya itu.

“sudahlah, aku tak mau membahasnya, aku ingin sendiri” rio seraya pergi meninggalkan teman-temannya itu. Rio beranjak pergi dari kelasnya, tanpa sengaja rio menabrak seorang gadis, buku gadis itu berhamburan di lantai teras.

“maaf. Maafin aku, aku nggak sengaja” rio meminta maaf kepada gadis itu sambil membantunya merapikan buku-bukunya. Ternyata gadis itu adalah dinda, rio langsung menundukkan kepalanya, dan bergegas meninggalkan dinda.
 
“rio tunggu” panggil dinda.

“ada a..apa.. di..dinda??” Tanya rio terpatah-patah.

“untukmu” dinda memberikan secarik kertas untuk rio. Rio segera menerima kertas itu dan pergi begitu saja.

Di taman rio membaca surat itu.

        Dear rio,
Aku minta maaf, mungkin aku sudah menyakiti hati kamu. Tapi sungguh aku tak bermaksud mempermainkan perasaan kamu. Ketahuilah, sekarang aku telah berpisah sama niko. Dan orang tuaku akan membawaku pergi ke amerika untuk melanjutkan study ku bersama kakak ku. Kamu nggak pernah bersalah kok rio, semua perasaanmu ke aku itu tidak bersalah. Tapi akulah yang bersalah karena tak dapat membalas rasa sayangmu padaku. Mungkin hari ini adalah terakhir kita bertemu. Sebenernya aku tak ingin pergi, tapi tempat ini memberiku banyak kenangan buruk.
Rio jika nanti kau menyukai seoarang gadis lagi, jangan pernah bertindak konyol seperti ini. Aku nggak akan lupain kamu, karena kamu adalah sosok cowok yang bisa membuatku tersenyum.
       
       Dinda,

Setelah membaca surat tersebut, rio langsung beranjak dan berlari menuju kelas dinda. Sesampai di kelas dinda, rio memeluk dinda erat sekali.

“dinda, jangan tinggalin aku, aku mohon” pinta rio dengan tulus.

“rio apa-apaan sih kamu, malu tauk” jawab dinda seraya melepas pelukan rio. Tapi rio masih tetap saja memohon pada dinda, ia berlutut di depan dinda. Rio meneteskan air matanya, dinda pun ikut menangis.

“rio, jangan kau seperti ini, aku tak bisa menuruti kamu. Aku nggak bisa terus di sini, aku harus pergi hari ini juga. Jangan memberatkan aku rio, please” kata dinda seraya membantu rio berdiri.

‘’dinda, aku nggak tau tapi aku nggak bisa maksa kamu buat sayang sama aku, pergilah dinda, mungkin aku nggak pantas bersanding denganmu. Dan sekali lagi, jangan salahkan dirimu sendiri, karena aku yang salah karena telah mencintamu” rio mencoba melapangkan hatinya menerima kepergian gadis yang selama ini dicintainya. Dinda hanya menatap rio dengan seutas senyum manis seperti biasanya.

Tak lama kemudian ayah dinda datang untuk menjemput dinda. Dinda pun segera bergegas untuk berangkat ke amerika. Dinda juga berpamitan kepada rio, dinda mencium dahi rio sebagai tanda perpisahan.

“aku akan kembali” bisik dinda lembut. Rio hanya diam terpaku, ia tak mampu menahan semua perasaannya. Akhirnya dinda pun beranjak dan pergi meninggalkan rio. Tiada sepatah kata dari rio untuk dinda. Rio mencoba sabar menghadapinya.

1 tahun kemudian, rio menjadi anak yang prestasinya menonjol, akhirnya rio mengikuti pertukaran pelajar di amerika selama setengah tahun. Tanpa disadari di sebuah toko buku, rio bertemu dengan dinda saat ia ingin mengambil sebuah buku, tangan mereka secara bersamaan meraih buku itu.

“dinda??... kau dinda kan??” rio terheran.

“rio,?? Kok kamu bisa di sini??” dinda lun juga terheran.

“iya aku ikut pertukaran pelajar selama setengah tahun,, hey bagaimana kabarmu, kau sehatkan” Tanya rio.

“ya seperti yang kau lihat ini”
 
“dinda, soal perasaanku dulu, aku sudah mulai bisa menepiskannya. Aku sadar cinta emang nggak harus memiliki, benarkan din..??”

“yaa, bener banget,, tumben kamu nyadar” ledek dinda. Mereka pun tertawa bersamaan.

Akhirnya mereka pun bersahabat, menjadi sahabat yang sangat akrab. Rio telah mengubur dalam-dalam perasaannya karena ia tahu kalo sampai kapanpun dinda nggak akan bisa sayang padanya, seperti ia menyayangi dinda. Satu hal yang menjadi pelajaran untuk rio, bahwa cinta itu tak bisa dipaksakan, dan tak harus memiliki.
SELESAI
THERE’S SOMETHING IN YOUR EYES
Oleh: Bella Danny Justice


Yang benar saja? Aku tidak mungkin jatuh cinta pada orang seperti dia! Kalau saja aku dapat menentukan jalan hidupku, aku lebih baik bersama dengannya. Walau harapanku ini mustahil, tapi aku ingin untuk tidak mencintai orang itu. Dia bukanlah pria yang baik. Aku menyesal karena aku terlalu bodoh dan terbuai sikap lembutnya.
            Pada awalnya aku kira dia hanya bersikap seperti itu kepada diriku, tetapi aku salah. Dia memperlakukan semua perempuan sama seperti aku. Aku sungguh tidak terima. Aku ingin pergi sejauh mungkin supaya aku tidak dapat melihat wajahnya yang memuakkan itu. Tetapi kenyataan berkehendak lain, kini aku justru satu kelas dengan pria itu.
            “Keiko, ayo aku antar kan kau pulang.” Ucapnya yang berdiri dihadapanku.
            Segera ku masukan semua buku yang ada diatas meja dan bergegas untuk pulang. “maaf, aku ada urusan. Kau pulang sendiri saja.” Kataku ketus. Lalu aku meninggalkan Souta dikelas sendiri. Namun ia mengejarku dan menarik pergelangan tanganku.
            “Keiko, ada apa denganmu?! Kenapa kau begitu berubah terhadapku?! Katakan padaku apa yang mengganjal dihatimu!” perkataan Souta benar-benar membuatku ingin meledak. Berani sekali dia bertanya seperti itu padaku setelah ia berpacaran dengan sahabatku lalu ia meninggalkannya hanya dalam waktu 1 bulan. Karena dia, sahabatku Miruka sampai pindah sekolah dan sekarang aku tidak punya siapa-siapa.
            Aku menatap lurus matanya penuh dengan kekesalan. “jangan pernah kau tunjukan wajahmu dihadapanku Sou.”
***
            Aku tau aku telah bersikap keterlaluan kepadanya. Tapi inilah yang bisa kulakuan untuk mengubur perasaanku terhadapnya. Aku tidak ingin berakhir seperti Miruka. Aku masih ingat betul saat itu. Malam hari saat aku sedang belajar untuk ulangan Fisika tiba-tiba bel rumahku berbunyi. Ternyata Miruka yang datang kerumahku. Aku mengajaknya masuk tetapi ia tidak mau. Ia tidak mendengarkan ucapanku. Badannya basah kuyup dan wajahnya pucat, bibirnya pun membiru karna kedinginan. Ia menerjang hujan lebat sampai seperti ini. Sekali lagi aku mengajaknya untuk masuk kedalam, tetapi ia menolaknya mentah-mentah. Miruka justru menepis tanganku yang berusaha membantunya untuk berdiri.
            “kenapa...kenapa Keiko, kenapa ini terjadi kepadaku??!!!” serunya penuh dengan tatapan yang berlinang air mata. Aku tidak mengerti maksud sahabatku itu. Tiba-tiba ia datang dan menyalahkanku, seolah aku telah melukai perasaannya.
            “apa maksudmu Miruka? Aku tidak mengerti. Masuklah dulu, biar kau jelaskan semuanya. Kalau tidak, kau akan jatuh sakit.” Aku mengajaknya untuk masuk tapi ia tetap tidak mau. Ia sungguh membuatku penasaran akan apa yang terjadi.
            “maaf Keiko, aku rasa...aku tidak bisa lagi menjadi sahabatmu.” Setelah mengucapkan itu lalu ia pergi. Ia berlari menjauh. Sampai aku tak dapat lagi melihatnya.
            Sampai detik ini aku belum mengetahui maksud perkataan Miruka. Keesokan harinya ia sudah pindah sekolah dan aku melihat Souta bersama dengan perempuan lain. Walaupun aku menyukainya, tapi aku tidak terima kalau ia menyakiti hati Miruka. Aku yang tadinya berteman akrab dengan Souta perlahan mulai menjauhinya dan beruntunglah karena kami tidak sekelas.
            Akan tetapi keberuntunganku tidak bertahan lama. Ketika kenaikan kelas diumumkan, aku terkejut karena kami berada dikelas yang sama. Kelas 3-1. Aku memilih tempat duduk sejauh mungkin darinya untuk menghindari kontak dengannya. 2 bulan berlalu sudah semenjak aku menempati bangku di kelas 3 ini. Aku bisa merasakan Souta yang dulu telah berubah. Ia tidak lagi suka bermain-main dengan perempuan. Ia terlihat lebih rajin. Tapi aku tetap belum bisa melupakan kejadian Miruka dan hatiku pun belum berubah, aku masih menyukainya.
***
            Malam ini hujan turun dengan lebat dan disertai angin kencang. Aku memandang keluar jendela kamarku dan mengikuti arah titik-titik air yang berjatuhan ke bumi. Malam ini seperti waktu Miruka datang kerumahku, aku merasa hampa. Entah sampai kapan aku menjadi pecundang hanya karena sahabatku. Aku tidak bisa mengakui perasaanku sendiri kepada orang yang aku sukai karena sahabatku adalah mantan pacarnya.
            Bel rumahku berbunyi terus menerus tak henti-hentinya. Aku menghampiri dan membuka pintu rumahku dan berharap itu bukan Miruka.
            “Ka, Kazuo? Apa yang kau lakukan malam-malam seperti ini?” ternyata yang bertamu adalah tetanggaku Kazuo. Ia seorang mahasiswa perguruan tinggi negri. Ia berbeda hanya 1 tahun denganku. Konyol sekali aku sempat berfikir semoga yang datang bukanlah Miruka. Rasanya ingin aku menertawakan diriku.
            “mm..Ke-ke..keiko...” ucapnya terbata-bata.
            “ada apa Kazuo? Katakan saja. Aku kan temanmu.” Kataku sambil menyunggingkan senyum dengan mataku yang disipitkan.
“a-aku...aku hanya ingin minta gula. Aku ingin membuat teh tapi ibuku sepertinya kehabisan gula. Hehe.” Gaya Kazuo kaku sekali. Tapi aku tidak menghiraukannya. Aku langsung mengajaknya masuk dan mengambilkan toples kaca berisi gula seperti yang ia pinta.
            “t-terimakasih Keiko, nanti aku segera kembalikan.”
            “ya, tidak apa-apa” ujarku terkekeh.
            Kazuo memang orang yang unik. Bahasa tubuhnya membuatku tertawa. Ia bukan tipe yang suka melucu, tetapi perilakunya sungguh membuatku terhibur. Aku selalu tertawa geli jika melihatnya. Ia pria yang sangat baik dan berhati mulia. Aku mengenalnya sejak pindah kerumah ini 5 tahun lalu. Sebagai tetangga yang kedatangan penghuni rumah baru, ia membantuku mengangkat barang-barang.
            Sejak saat itu kami mulai akrab dan berteman. Aku sering sekali berkunjung kerumahnya untuk bermain bersama. Orangtua kami bahkan sempat berfikir untuk menjodohkan kami, tetapi aku dan Kazuo menolaknya sehingga batal lah rencana perjodohan tersebut dan aku sangat lega.
            Keesokan harinya aku melangkahkan kakiku dengan semangat untuk pergi ke sekolah. Tanpa sengaja aku bertemu Kazuo di tengah jalan. Aku mendekatinya dan mengagetkannya.  Aku menepuk bahunya agak kencang dan berkata nyaring. “HAAAIIII Kazuoooo! Selamat pagi! Hehe.”
            Ekspresinya lucu sekali. Aku hampir mati tertawa saat melihat wajahnya yang terkejut bukan main. Kazuo mengelus-elus dadanya lalu menarik nafas untuk berbicara. “Keiko, aku benar-benar kaget. Kau itu keterlaluan! Jantungku rasanya mau copot, kau tau?”
            Aku masih tertawa geli sambil berusaha menahan tawaku untuk berhenti. “maaf maaf hehe habisnya kau lucu sih, aku jadi ga tahan ingin menggodamu terus.”
            Kazuo memalingkan wajahnya, ia mempercepat langkahnya dan melambaikan tangannya tanpa menengok kearahku. “maaf Keiko, aku duluan ya.”
***
            Lagi-lagi Souta menghampiri ku. Tapi aku tidak menghiraukannya. Aku tidak menggubris setiap perkataan yang keluar dari bibirnya.
            “Keiko, aku ingin bicara denganmu sebentar. Aku mohon..” ucapnya dengan muka memelas. Baiklah, mungkin sekali ini aku akan mendengarkannya. Setelah itu aku tidak mau lagi berurusan dengannya.
           
Souta mengajakku ke sebuah taman. Taman yang indah dan sangat terkenal ketika musim semi menyambut. Taman Maruyama terletak di daerah Kyoto. Taman ini dipenuhi oleh bunga ceri yang bermekaran dan berwarna pink. Sungguh menyejukan mata dan hatiku. Baunya begitu harum, seperti menghipnotisku.
            Souta pun membuka pembicaraan. “Keiko, apa kau tau yang sedang ku pikirkan sekarang?” tanyanya dengan nada serius.
            Laki-laki aneh pikirku. Mana mungkin aku tau! “tidak. Kalau pun kau ingin mengatakannya aku tidak ingin tau.” Balasku cuek.
            Souta tertawa masam. “kau memang beda dari yang lain. Dirimu yang seperti ini lah yang membuatku tertarik.” Kini ia menatapku, ia memandangi bola mataku yang berwarna coklat.
            Aku segera memalingkan wajahku dari tatapan lembutnya yang membuatku luluh. “sudahlah, aku pulang dulu.” Aku beranjak dari tempat itu tapi Souta menghentikanku. Ia menarik tanganku dengan tegas sehingga aku kembali dalam posisi duduk. Pria itu mengunci tanganku. Ia menggenggamnya sangat erat dan membuatku tak dapat bergerak.
            “aku tidak berbohong! Aku menyukaimu Keiko...dan aku tau kau juga mempunyai perasaan yang sama denganku.” Souta mengatakannya dengan lancar. Apa selama ini dia tau kalau aku menyukainya? Aku tidak tau harus senang atau sedih. Mendengar pengakuan cintanya, tak bisa kupungkiri hatiku meloncat kegirangan. Aku hanya diam tak membalas ucapannya.
            “aku telah berubah sejak pertama kali mengenalmu Keiko. Kau tidak perlu takut aku akan memperlakukanmu seperti yang kulakukan kepada temanmu Miruka.” Hati yang penuh luapan kebahagiaan berubah menjadi kemarahan. Kata-katanya menyakiti hati sahabatku seolah Miruka tak ada artinya sama sekali bagi dia.
            “jangan sebut nama Miruka seakan-akan ia tak berarti apa-apa untuk dirimu. Biar bagaimanapun dia pernah menjadi bagian dalam hidupmu. Kenapa dulu kau menghianatinya?” amarahku terhadap Souta semakin memuncak sehingga aku tidak dapat berteriak dan melampiaskannya. Hanya suaraku yang terdengar rendah dan dingin.
            “semua aku lakukan hanya untukmu.” Katanya.
            Tubuhku gemetar. Aku sangat bingung. Apa aku berani menerimanya? “tolong tinggalkan aku sendiri Sou. Aku butuh waktu untuk berfikir.”
***
3 tahun kemudian....
            Setelah pengakuan Souta, aku merasa aku tidak akan sanggup hidup di Jepang jika selalu bertemu denganya. Akhirnya aku memutuskan untuk pindah ke Inggris dan tinggal disana bersama Bibiku, Rose. Tadinya kedua orangtuaku tidak mengizinkannya, tapi aku terus merengek dan terpaksa mereka pun mengizinkan aku untuk pergi. 3 tahun aku lalui tanpa hadirnya Souta. Aku cukup bahagia tinggal disini. Sekarang aku sudah menjadi seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran di sebuah universitas terkenal yaitu Oxford University.
            “Keiko, ada seseorang yang mencarimu.” Sahut Bibi Rose dari lantai bawah.
            “alright, wait a second.” Balasku dengan nyaring.
            Aku sungguh terkejut saat mendapati orang yang mencariku. Kazuo?! Bagaimana bisa ia tau tempat tinggal Bibi Rose? Dan untuk apa dia kesini? Banyak sekali pertanyaan yang muncul di otakku. Benar-benar sebuah surprise yang tak terduga.
            Aku memperhatikan Kazuo dari kepala hingga ujung kaki. Ia terlihat berbeda dengan ia yang dulu. Kazuo bertambah tampan! Namun, sorot matanya...seperti berbeda. Aku bergidik menatap sorot mata itu.
            “hai, Keiko. Lama sekali kita tidak berjumpa.” Nada suaranya kini terdengar riang dan tidak kaku seperti dulu. Kazuo benar-benar berubah semakin dewasa.
            Aku mempersilahkannya masuk dan kami duduk diruang tamu. “aku senang sekali bertemu denganmu. Apa yang membawamu kemari? Aku penasaran.” Ujarku yang diakhiri dengan seulas senyum manis.
            “apa kau tidak mengenalinya Keiko?” nada bicara Kazuo mendadak serius.
            Aku mengernyitkan dahi. “apa maksudmu? Mengenalinya?”
            “mata ini...apa kau sudah melupakannya?” katanya yg menyuruhku untuk menebak.
            Aku tidak mengerti dengan ucapan Kazuo. Apa yang terjadi? Ia tidak hanya berubah menjadi semakin tampan dan dewasa, tapi juga misterius.
            “katakan padaku yang sebenarnya Kazuo!” pintaku dengan sedikit memaksa. Aku sangat penasaran. Pasti sesuatu telah terjadi. Sesuatu yang besar...ya sesuatu yang tidak ingin kudengar.
***
           
Aku tidak percaya dengan ceritanya! Tidak mungkin itu terjadi! Souta mendonorkan korneanya untuk Kazuo yang tertimpa kecelakaan dan kehilangan penglihatannya. Apa maksud Souta seperti itu? kenapa ia harus pergi dengan cara seperti ini? Kenapa ia tidak pernah mengatakan padaku bahwa ia juga memiliki penyakit kanker yang kronis?! Kau sungguh egois Sou! Kau ingin bertemu denganku dengan cara hidup pada mata Kazuo. Aku tidak bisa menahan tangisku. Saat aku berziarah ke pemakaman Souta, aku melihat seseorang ada disana lebih dahulu.
            “orang itu...” gumamku yang menahan isak tangis.
            “sudah lama sekali ya, Keiko...” sapanya lembut. Tampaknya ia juga sedang menangisi nisan Souta. Aku terkejut bisa bertemu lagi dengannya, terlebih ditempat seperti ini.
            “kita mencintai orang yang sama dan menangisinya juga bersama-sama. Ironis sekali bukan hidup ini?”
            “tidak. Dari awal Souta hanya menyukaiku, bukan dirimu Miruka. Dan kepergiannya tidak ada hubungannya dengan hidupku atau hidupmu. Kita menjalani hidup yang berbeda. Dari dulu aku ingin mengatakan ini padamu, tapi baru sekarang aku bisa mengucapkannya. Aku sangat lega karna aku tidak lagi menjadi pecundang.”
            “aku senang kau bertambah dewasa. Sudahlah, tak ada gunanya kita bertengkar. Lagipula, besok aku akan melangsungkan pertunanganku dengan pria yang kucintai. Aku harap kau dan Kazuo bisa menghadirinya.”
            “aku pasti datang.”
            Sekarang aku sadar bahwa sebenarnya yang ku inginkan adalah Kazuo. Cintaku memang untuk Souta, tapi sejak dulu yang ada untukku selalu adalah Kazuo. Dari awal, hanya Kazuo lah yang berada disisiku. Tapi aku tidak mungkin bisa melupakan orang yang ku cintai. Sebuah pelajaran yang sangat berarti bagiku. Lagipula, Souta...kau bisa selalu melihatku melalui Kazuo, bukan? Ucapku dalam hati. Aku tersenyum cerah menatap langit dan berharap kau mendengar yang kukatakan Sou.
***
            “Souta Hakazami!! Cepat habiskan makananmu! Atau ibu akan marah besar.”
            “iya, iya...Ibu cerewet sekali sih.”
            “Kazuo, sebaiknya kau ajarkan Souta untuk bersikap disiplin!”
            “jangan marah-marah terus nanti kau keriput Keiko. Bukankah Souta mengambil sifat seperti itu dari Ibunya? Hehe..”
            “Kazuo kau mati hah?!”
            Kehidupanku berubah drastis. Keluargaku dengan Kazuo adalah nafas kehidupan bagiku. Aku sangat bahagia menjalaninya. Kami memiliki seorang anak yang ku namai sama seperti dia, “Souta”, sebagai sebuah kenangan dan agar aku dapat selalu mengingatmu.... aku yakin kau pasti tertawa geli diatas sana melihat kelakuan Souta kecil-ku..
            Aku sangat bertrimakasih padamu Sou...
            Tanpa pengorbananmu, tidak mungkin aku bisa merasakan kebahagian yang luar biasa seperti ini...

Read more: http://cerpen.gen22.net/2012/04/cerpen-cinta-theres-something-in-your.html#ixzz1tX2wqC6Q

Kamis, 19 April 2012


KEINDAHAN TANAH PAPUA…
Pada tahun 2010 kemarin, saya adalah seorang anak sebuah sekolah menengah kejuruan atau SMKyang baru saja menerima kabar bahwa saya telah lulus ujian nasional. Karena sekolah saya yang berbasis SMK  telah bekerja sama dengan banyak perusahaan penerbangan yang kebutulan berkaitan dengan jurusan saya sendiri yaitu  Electrical Avionic di SMK 29 yang biasa orang kenal dengan STM Penerbangan, maka saya mendapatkan pekerjaan yang berbasis penerbangan. Di perusahan yang saya tempati mayoritas penerbangannya ada di daerah-daerah terpencil yang masih memiliki fasilitas bandara yang kecil dan sangat terbatas namun memerlukan penerbangan pesawat sebagai salah satu transportasi utamanya, penerbangan perintis biasa saya menyebutnya, karna penerbangan ini dibiayai oleh pemerintah, penerbangan jenis ini biasanya ada di pedalaman Papua dan Kalimantan. Kebetulan saya ditempatkan di daerah yang terletak di ujung pulau Indonesia dan mayoritas penduduknya adalah masyarakat berkulit hitam dan mayoritas beragama kristiani, yaitu Papua.
Pada awal keberangkatan, saya berfikir bahwa daerah papua adalah daerah terpencil dengan faasilitas minim dan memiliki masyarakat yang arogan, namun setelah saya sampai dan tinggal di daerah yang satu ini saya bener-benar merasa beruntung karna saya telah tinggal di ibu kota Jakarta,yang ternyata memiliki pendidikan yang baik dibandingkan  di sini yang masih memiliki fasilitas terbatas dengan fasilitas struktur kota yang masih jauh dari kata modern, namun di balik itu semua keasrian dan keramahan penduduknya patut di ancungi jempol. Ternyata Imdonesia memiliki pantai,gunung,daratan,dan danau yang sangat indah. Saya akan memberikan beberapa gambar yang sempat saya abadikan selama saya ada di salah satu surge wisata Indonesia itu, berikut foto-foto beserta keterangannya.
01032010291.jpg
01112010053.jpg01032010289.jpg14112010157.jpg
01032010295.jpg


Text Box: Danau Sentani  yang diambil dari atas pesawat. Terletak di ibu kota papua, yaitu sentani, Jayapura.
 



07112010059.jpg\07112010062.jpg07112010065.jpg
Jalan menuju pantai Harlen yang ada di sentani, Jayapura.
07112010079.jpg
Pantai Harlen, Sentai, Jayapura memiliki pemandangan yang sangat indah,pasir putih serta air laut yang bening
07112010085.jpg
Pasir putih pantai Harlen.
08122010280.jpg08122010279.jpg
Ini adalah gambar dari bandara dan beberapa masyarakat yang terletak di distrik Borme, Papua. Distrik ini hanya dapat di jangkau dengan satu-satunya transportasi yaitu pesawat terbang, karna transportasi pesawat hanya mampu mengangut 12 org setiap harinya, maka masyarakat yang lain memilih untuk berjalan kaki selama lebih dari 10 hari dari kora sentani.
Daerah syang sempat saya kunjungi setelah Sentani adalah Nabire. Disini juga memiliki panorama alam yang tak kalah indah dengan pulau sentani, berikut gambar yang sempat saya abadikan :
Fto dlu,,yuuukh..676.jpg Patung symbol masyarakat pesisir Nabire.

Fto dlu,,yuuukh..568.jpgFto dlu,,yuuukh..574.jpg
Pantai Koya, Nabire. Pantai yang memiliki pemandangan sangat indah walau pasir nya berwarna coklat.

Selasa, 17 April 2012

Politik Strategi Nasional


Tugas 4


POLITIK STRATEGI NASIONAL
Pengertian Politik, Strategi Dan Politik Strategi Nasional (Polstranas)

Kata Politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara dan teia, berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan rangkaian asas, prinsip, keadaaan, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki.
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Sedangkan strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.
1. Dalam arti kepentingan umum (politics)
Politik dalam arti kepentingan umum atau segala usaha untuk kepentingan umum, baik yang berada dibawah kekuasaan negara di Pusat maupun di Daerah, lazim disebut Politik (Politics) yang artinya adalah suatu rangkaian azas/prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau suatu keadaan yang kita kehendaki disertai dengan jalan, cara dan alat yang akan kita gunakan untuk mencapai keadaan yang kita inginkan.
2. Dalam arti kebijaksanaan (Policy)
Politik adalah penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang yang dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita/keinginan atau keadaan yang kita kehendaki. Dalam arti kebijaksanaan, titik beratnya adalah adanya :
a. Negara
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada.
b. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh, atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku.
c. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan
d. Kepentingan umum
Suatu asas yang dilaksanakan berdasarkan atas kepentingan untuk orang banyak diatas kepentingan golongan ataupun pribadi, demi terciptanya persatuan dan persatuan.

Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional

Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.

Penyusunan Politik dan Strategi Nasional

Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945. sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur politik”. Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, MA. Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok penekan (pressure group). Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.

Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di itngkat suprastruktur politik diatur oleh presiden/mandataris MPR. Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah presiden menerima GBHN.

Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan.

Sumber :http://rinaldifajri25.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_07.html  
             http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/politik-strategi-nasional-6/