Senin, 07 Januari 2013

Ilmu sosial dasar Regional


Tulisan Ilmu Sosial Dasar
Regional (ASEAN)

Kemiskinan Jadi Masalah Sosial Utama Kawasan ASEAN

Berdasarkan informasi dan bertukar pengalaman dalam konferensi internasional mengenai isu-isu kesejahteraan sosial lingkup ASEAN, kemiskinan menjadi masalah sosial utama di negara-negara anggota. "Setelah pertemuan ini, ternyata permasalahan di negara-negara ASEAN hampir sama yaitu masalah kemiskinan," kata Sekjen Kementerian Sosial Toto Utomo Budi Santosa di Jakarta, Jumat.
Kementerian Sosial menjadi penyelenggara konferensi internasional mengenai isu-isu kesejahteraan sosial yang berlangsung sejak Kamis (27/10) diikuti seluruh perwakilan negara ASEAN dan sejumlah negara sahabat. Konferensi tersebut merupakan ajang pertukaran informasi dan pengalaman mengenai penanganan masalah sosial di negara masing-masing sehingga yang dianggap sukses dalam penanganannya bisa berbagi informasi dengan negara lain.

Dari pertemuan selama dua hari itu selain bertukar pengalaman tentang penanganan masalah sosial, juga telah menghasilkan enam hal yang akan ditindaklanjuti.
Hal yang akan ditindaklanjuti yaitu membahas rencana kerjasama dalam bentuk MoU antara Kementerian Sosial dengan negara-negara sahabat seperti Turki, Inggris, Fiji, China dan Jerman serta Timor Leste. Selain itu, menindaklanjuti LoI untuk pembahasan MoU antara Kementerian Sosial dengan Inggris dalam bidang pertukaran informasi dan pemberdayaan masyarakat dengan Fiji. Juga inisiatif untuk bekerja sama pengembangan SDM pekerja sosial dengan Timor Leste. Serta mendapat dukungan program dari Pemerintah Jerman untuk belajar tentang jaminan sosial. Serta pertukaran informasi dan membahas beberapa hal masalah-masalah lanjut usia dan anak jalanan dengan Pemerintah China. Toto menambahkan, dalam konferensi internasional itu juga terdapat beberapa masalah sosial yang menjadi prioritas untuk dibahas yaitu masalah kemiskinan, kecacatan, lanjut usia dan korban bencana alam. "Kita belajar dari permasalahan-permasalahan yang dialami masing-masing negara dan kelebihan-kelebihannya sehingga bisa saling belajar," ujar Toto.
Direktur Jenderal (Dirjen) Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Makmur Sunusi mengatakan, melalui konferensi tersebut dicari cara yang efisien dan efektif dalam pelayanan yang menjadi isu-isu sosial. "Kita mencari permasalahannya termasuk SDM dan model penanganannya. Dalam pertemuan ini kita mencoba mengelaborasi pengalaman-pengalaman dari negara-negara lain," kata Makmur. Ia mencontohkan negara Fiji, dengan populasi yang lebih kecil dari Indonesia tapi memiliki pendapatan lebih besar dalam penanganan masalah kemiskinan di negara itu memanfaatkan teknologi komunikasi telepon seluler untuk memberikan bantuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar