Tulisan
Ilmu Sosial Dasar
Regional
(ASEAN)
Kemiskinan
Jadi Masalah Sosial Utama Kawasan ASEAN
Berdasarkan informasi dan bertukar pengalaman dalam konferensi
internasional mengenai isu-isu kesejahteraan sosial lingkup ASEAN, kemiskinan
menjadi masalah sosial utama di negara-negara anggota. "Setelah pertemuan
ini, ternyata permasalahan di negara-negara ASEAN hampir sama yaitu masalah
kemiskinan," kata Sekjen Kementerian Sosial Toto Utomo Budi Santosa di
Jakarta, Jumat.
Kementerian Sosial menjadi penyelenggara konferensi
internasional mengenai isu-isu kesejahteraan sosial yang berlangsung sejak
Kamis (27/10) diikuti seluruh perwakilan negara ASEAN dan sejumlah negara
sahabat. Konferensi tersebut merupakan ajang pertukaran informasi dan
pengalaman mengenai penanganan masalah sosial di negara masing-masing sehingga
yang dianggap sukses dalam penanganannya bisa berbagi informasi dengan negara
lain.
Dari pertemuan selama dua hari itu selain bertukar pengalaman tentang penanganan masalah sosial, juga telah menghasilkan enam hal yang akan ditindaklanjuti.
Dari pertemuan selama dua hari itu selain bertukar pengalaman tentang penanganan masalah sosial, juga telah menghasilkan enam hal yang akan ditindaklanjuti.
Hal yang akan ditindaklanjuti yaitu membahas rencana kerjasama
dalam bentuk MoU antara Kementerian Sosial dengan negara-negara sahabat seperti
Turki, Inggris, Fiji, China dan Jerman serta Timor Leste. Selain itu,
menindaklanjuti LoI untuk pembahasan MoU antara Kementerian Sosial dengan
Inggris dalam bidang pertukaran informasi dan pemberdayaan masyarakat dengan
Fiji. Juga inisiatif untuk bekerja sama pengembangan SDM pekerja sosial dengan
Timor Leste. Serta mendapat dukungan program dari Pemerintah Jerman untuk
belajar tentang jaminan sosial. Serta pertukaran informasi dan membahas
beberapa hal masalah-masalah lanjut usia dan anak jalanan dengan Pemerintah
China. Toto menambahkan, dalam konferensi internasional itu juga terdapat
beberapa masalah sosial yang menjadi prioritas untuk dibahas yaitu masalah
kemiskinan, kecacatan, lanjut usia dan korban bencana alam. "Kita belajar
dari permasalahan-permasalahan yang dialami masing-masing negara dan
kelebihan-kelebihannya sehingga bisa saling belajar," ujar Toto.
Direktur Jenderal (Dirjen) Rehabilitasi Sosial Kementerian
Sosial Makmur Sunusi mengatakan, melalui konferensi tersebut dicari cara yang
efisien dan efektif dalam pelayanan yang menjadi isu-isu sosial. "Kita
mencari permasalahannya termasuk SDM dan model penanganannya. Dalam pertemuan
ini kita mencoba mengelaborasi pengalaman-pengalaman dari negara-negara
lain," kata Makmur. Ia mencontohkan negara Fiji, dengan populasi yang
lebih kecil dari Indonesia tapi memiliki pendapatan lebih besar dalam
penanganan masalah kemiskinan di negara itu memanfaatkan teknologi komunikasi
telepon seluler untuk memberikan bantuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar